23 March 2012

Episode I - Oh Korporasi, Kau Rebut Kekasihku!

~ dengan cinta dan rindu yang mengepal,
hari ini aku merangkai pedih hati yang sepekat aspal


di ibukota
tanah kuasa yang katanya bikin sejahtera
disana aku menitipkan rasa yang begitu megah
aku yakin, pasti mengalahkan angkuhmu
sebab kau takkan tahu
betapa mahal arti kebersamaan
dan kesenangan
daripada kultur yang memuakkan
bernama: kerja dan kekayaan!

bagiku kau rimba petaka
muak aku melihatmu
dengan peluh yang membanjir
beserta kepalsuan yang begitu anyir
belum lagi
gedung gedung sombongmu
dan ribuan penguasa jalan
yang mengerat di balik keringat
para gelandangan dan kaum urban
di tanah berpangkat
demi sebuah alasan :

"perut ini tidak dapat jatah dari malaikat,
karena itu, mau tidak mau,
kami harus jilat pantat!"

aku tak berdaya
aku susah mendengkur
karena tiap malamku selalu basah
dengan linang air mata
dan juga kenangan yang berebut
memainkan petasan romantika
hingga kerapkali aku terbangun
dan sejenak berharap pada sang penguasa :

"oh, bila kau sungguh bernyawa,
tolong kembalikan bidadariku
jangan biarkan ia
terlalu lama menggauli dunia
bersama kemunafikan mereka"

di ibukota
dimana ia melempar jala harapan
di satu korporasi
yang memanipulasi negeri ini
dengan ratusan
pemikat imitasi selebriti
yang terpampang tiap kali
kau nyalakan satu kotak ajaib
bernama : televisi!

maka:
raih tenar dan prestasi!
tunjukkan mimpi!
melalui bakat dan imaji!
   
tapi (aku membatin):
awas tertipu
karena mereka cuma membuatmu
jadi lumbung uang saku

mungkin kali ini,
aku cuma bisa pasrah
dan mengutuki jarak yang membunuh
tiap kali rindu ini butuh
pelukan hangat dan isyarat tubuh
untuk mencinta
bertukar senyum manja
juga umpat amarah dan gelak tawa

karena di ibukota
aku tinggalkan pelangiku
sudah dua bulan berlalu
dan kini,
ia lebih sibuk bercinta
denganmu
daripada diriku

sungguh aku tak pernah rela
selama ini
aku hanya diam
dan mencoba mengalah

entah,
aku tak tahu sampai kapan
kegilaan ini berakhir
untuk detik ini saja
aku menyerah kalah padamu

tapi ingat,
jangan kau sangka
aku akan tetap membeku
ini semua sungguh terpaksa
aku takkan membiarkanmu
menyelingkuhinya lebih lama!

oh korporasi,
setelah darah para serdadu
bapak bapak yang tak lagi memeluk rindu
karena ibu ibu yang sibuk mengejar harga susu
kini kau begitu licik berperan sebagi penipu
hingga anak anak muda terpaksa melacur padamu

dan sekarang kau,
rebut kekasihku!

oh korporasi,
sungguh jalang dirimu!

~ Malang. 21 November 2010

0 comments:

Post a Comment