27 March 2012
sebaris cahaya melesat masuk ke dalam kamarku
ketika aku sedang sibuk menyeka jemari
setelah seharian melukiskan namamu di dalam kepalaku
diam diam aku memimpikanmu. sebab dalam diam aku lebih leluasa berimaji.
dan dalam keliaran imajiku yang tak bernama. aku menemukan dirimu yang tertawa
dirimu yang membuatku tampak seperti ksatria
yang tak berpedang. tak bertameng
tak bersenjata
tapi demi dirimu
aku rela berperang: melawan duka.
Surabaya. 28 Maret 2012
ketika aku sedang sibuk menyeka jemari
setelah seharian melukiskan namamu di dalam kepalaku
diam diam aku memimpikanmu. sebab dalam diam aku lebih leluasa berimaji.
dan dalam keliaran imajiku yang tak bernama. aku menemukan dirimu yang tertawa
dirimu yang membuatku tampak seperti ksatria
yang tak berpedang. tak bertameng
tak bersenjata
tapi demi dirimu
aku rela berperang: melawan duka.
Surabaya. 28 Maret 2012
Pernahkah terbersit dalam pikiran:
sesungguhnya apa yang nikmat di saat kita menjadi basah dan diserang kepanikan karena hujan?
Ada sesuatu yang memikat saat kita memandang hujan jatuh bergegas menuju tanah, ada cipratan yang indah saat hujan mulai bermain kejar-kejaran dan seakan mengejek para pengguna jalan.
"Nih, rasakan pukulanku. Berteduhlah jika engkau takut kena flu!"
Hujan dapat membuatku berhenti marah, aku pikir, biarkan saja hujan yang marah sepuasnya bersama temannya, sang petir, yang hobi mengumbar teriakan-teriakan. Biarkan saja mereka menghempaskan badan ke bumi agar segala yang layu menjadi tegak dan tertawa kembali.
Hujan itu ajaib. Ia dapat membuatku lupa terhadap luka, tetapi kadang sebaliknya, membuatku luka karena yang seharusnya terlupa menjadi teringat kembali. Tapi siapa yang bisa menolak aroma hujan? Segar dan membuat imajinasi lebih jernih, bahkan aku pikir hujan memang diciptakan untuk mempermainkan otak dan pikiran. Membuat sakit hati menjadi inspirasi, dan mendorongku lebih berani mencintai tanpa perlu takut jatuh berkali-kali.
Sebab itulah hujan, ia datang dengan marah tapi setelah pergi ia justru menghadiahi pemandangan paling bernyawa: pelangi
~ Surabaya. 27 Maret 2012
sesungguhnya apa yang nikmat di saat kita menjadi basah dan diserang kepanikan karena hujan?
Ada sesuatu yang memikat saat kita memandang hujan jatuh bergegas menuju tanah, ada cipratan yang indah saat hujan mulai bermain kejar-kejaran dan seakan mengejek para pengguna jalan.
"Nih, rasakan pukulanku. Berteduhlah jika engkau takut kena flu!"
Hujan dapat membuatku berhenti marah, aku pikir, biarkan saja hujan yang marah sepuasnya bersama temannya, sang petir, yang hobi mengumbar teriakan-teriakan. Biarkan saja mereka menghempaskan badan ke bumi agar segala yang layu menjadi tegak dan tertawa kembali.
Hujan itu ajaib. Ia dapat membuatku lupa terhadap luka, tetapi kadang sebaliknya, membuatku luka karena yang seharusnya terlupa menjadi teringat kembali. Tapi siapa yang bisa menolak aroma hujan? Segar dan membuat imajinasi lebih jernih, bahkan aku pikir hujan memang diciptakan untuk mempermainkan otak dan pikiran. Membuat sakit hati menjadi inspirasi, dan mendorongku lebih berani mencintai tanpa perlu takut jatuh berkali-kali.
Sebab itulah hujan, ia datang dengan marah tapi setelah pergi ia justru menghadiahi pemandangan paling bernyawa: pelangi
~ Surabaya. 27 Maret 2012
Jika kamu seorang yang menggemari lukisan, tentunya kamu betah berdiri lama di suatu pameran sambil memandangi sebuah lukisan yang membuat kamu bertanya-tanya, dan karena tak tahu harus melontarkan pertanyaan itu kepada siapa maka kamu akan menebak sendiri apa makna lukisan itu. Terutama jika lukisan itu bercorak abstrak. Kebanyakan orang selalu tidak mengerti, bahkan mungkin si pelukis sendiri memiliki puluhan makna yang dipaksa digoreskan dalam satu kanvas tersebut.
Katakanlah, seperti itu pula cinta. Sesuatu yang hening jika dilihat dari luar, namun menciptakan berisik di dalam hatimu sendiri. Tidak memiliki alasan kuat, namun selalu dipaksakan untuk dimengerti.
Seandainya kamu seorang pelukis, maka kamu pasti akan kebingungan harus menggambar apa, harus mempercantiknya dengan warna apa saja, lalu tidak tahu esok harus memajangnya dimana.
Dan pada akhirnya, kanvas di depanmu akan tetap berwarna putih.
~ di suatu Minggu, satu jam menjelang pernikahan seorang teman
Gresik. 25 Maret 2012
Katakanlah, seperti itu pula cinta. Sesuatu yang hening jika dilihat dari luar, namun menciptakan berisik di dalam hatimu sendiri. Tidak memiliki alasan kuat, namun selalu dipaksakan untuk dimengerti.
Seandainya kamu seorang pelukis, maka kamu pasti akan kebingungan harus menggambar apa, harus mempercantiknya dengan warna apa saja, lalu tidak tahu esok harus memajangnya dimana.
Dan pada akhirnya, kanvas di depanmu akan tetap berwarna putih.
~ di suatu Minggu, satu jam menjelang pernikahan seorang teman
Gresik. 25 Maret 2012
Agama menghendaki orang untuk berkenalan dengan cinta. Tetapi sampai kapanpun, cinta tidak mengenal agama.
Meskipun kita tidak pernah berdoa dalam satu bahasa yang sama, meskipun kita tidak akan menginjakkan kaki di satu tempat ibadah yang sama. Namun, siapa yang tahu jika ternyata hati kita saling melempar dan menangkap satu bola yang sama: cinta.
Tetapi karena kamu tidak percaya kepada Tuhan, apalagi agama. Sementara aku sangat meyakininya, maka bola yang kita mainkan itu selalu meleset, dan tidak jatuh pada tempat yang semestinya. Hingga pada saatnya, kita sama-sama sepakat untuk pergi keluar lapangan. Dan sebelum melambaikan tangan, kamu berucap:
"Sejak awal, kita berdua memang bukan tim yang baik. Kostum yang kita pakai saja berbeda, bagaimana mungkin kita dapat saling memberikan umpan agar dapat mencetak gol, sebab gawang kita sesungguhnya berlainan."
Surabaya. 25 Maret 2012
Meskipun kita tidak pernah berdoa dalam satu bahasa yang sama, meskipun kita tidak akan menginjakkan kaki di satu tempat ibadah yang sama. Namun, siapa yang tahu jika ternyata hati kita saling melempar dan menangkap satu bola yang sama: cinta.
Tetapi karena kamu tidak percaya kepada Tuhan, apalagi agama. Sementara aku sangat meyakininya, maka bola yang kita mainkan itu selalu meleset, dan tidak jatuh pada tempat yang semestinya. Hingga pada saatnya, kita sama-sama sepakat untuk pergi keluar lapangan. Dan sebelum melambaikan tangan, kamu berucap:
"Sejak awal, kita berdua memang bukan tim yang baik. Kostum yang kita pakai saja berbeda, bagaimana mungkin kita dapat saling memberikan umpan agar dapat mencetak gol, sebab gawang kita sesungguhnya berlainan."
Surabaya. 25 Maret 2012
tegakkan kepalamu
dengan tatapan mata menantang
lalu angkat jari tengah
dan acungkan di depan muka
ia yang meninggalkanmu
sambil berbisik:
"hei, sesegera mungkin sang karma
akan mengejar, lalu menamparmu
sangat keras..."
biarkan tahu
betapa berharga yang tidak ia jaga
Gresik. 24 Maret 2012
dengan tatapan mata menantang
lalu angkat jari tengah
dan acungkan di depan muka
ia yang meninggalkanmu
sambil berbisik:
"hei, sesegera mungkin sang karma
akan mengejar, lalu menamparmu
sangat keras..."
biarkan tahu
betapa berharga yang tidak ia jaga
Gresik. 24 Maret 2012
23 March 2012
pencinta yang baik adalah yang menyimpan
hatinya baik baik
di dalam laci yang terbaik
lalu menguncinya rapat rapat
kelak ia akan kedatangan tamu istimewa:
cinta yang terbaik
yang tidak perlu kunci, bebas terbang
namun selalu ingat jalan pulang
~ Surabaya. 22 Maret 2012
hatinya baik baik
di dalam laci yang terbaik
lalu menguncinya rapat rapat
kelak ia akan kedatangan tamu istimewa:
cinta yang terbaik
yang tidak perlu kunci, bebas terbang
namun selalu ingat jalan pulang
~ Surabaya. 22 Maret 2012
sesaat adalah kau yang menjelma semangat
sesudahnya adalah kau yang kini menghadiahi sepi
sebab
ada yang pudar di pagiku sekarang
sapaan dan senyuman yang dulu menciptakan debar
kini hilang tanpa kabar...
apa aku bersalah?
atau kau terlalu takut untuk berbagi kisah?
kemana dirimu
hei gadis yang suka bercerita,
masihkah sedih dan terluka?
~ Surabaya. 19 Maret 2012
sesudahnya adalah kau yang kini menghadiahi sepi
sebab
ada yang pudar di pagiku sekarang
sapaan dan senyuman yang dulu menciptakan debar
kini hilang tanpa kabar...
apa aku bersalah?
atau kau terlalu takut untuk berbagi kisah?
kemana dirimu
hei gadis yang suka bercerita,
masihkah sedih dan terluka?
~ Surabaya. 19 Maret 2012
entah kenapa
aku ingin memberimu gelang
yang setiap kali kau kenakan
kau merasa aku menggandengmu dengan nyaman
entah kenapa
aku ingin memberimu jaket
yang setiap kali kau pakai
akan juga menghangatkan kebahagiaanku
entah kenapa
aku ingin memberimu topi
yang setiap kali kau pasang
tampak seperti kau sedang mengingatku di kepalamu
entah kenapa
aku ingin memberimu cincin
yang setiap kali kau sematkan
akan membuatmu bangga
bahwa jemarimu sudah ada yang menggenggam
ah, aku tahu jawabannya:
pasti aku sedang jatuh cinta
padamu!
~ Surabaya. 16 Maret 2012
aku ingin memberimu gelang
yang setiap kali kau kenakan
kau merasa aku menggandengmu dengan nyaman
entah kenapa
aku ingin memberimu jaket
yang setiap kali kau pakai
akan juga menghangatkan kebahagiaanku
entah kenapa
aku ingin memberimu topi
yang setiap kali kau pasang
tampak seperti kau sedang mengingatku di kepalamu
entah kenapa
aku ingin memberimu cincin
yang setiap kali kau sematkan
akan membuatmu bangga
bahwa jemarimu sudah ada yang menggenggam
ah, aku tahu jawabannya:
pasti aku sedang jatuh cinta
padamu!
~ Surabaya. 16 Maret 2012
kita pernah berikrar merangkai senja berdua
menjaga satu sama lain
hingga sempat tercipta sebuah nama
untuk masa depan
seandainya waktu dan jarak lebih bersahabat
mungkin keberadaan akan menghargai dirinya sendiri
tanpa takut pergi tak kembali
tapi para pencinta selalu punya jalan pulang
entah terseok sendiri, atau tetap bertahan
berbagi jemari sambil berpelukan dan berkelakar
sebuah ingatan pasti membekas
seperti buku yang tersimpan rapi di kepala
kelak jika berjodoh, mungkin kita akan
menulisnya lagi bersama
jika esok kau mengingat diriku
tidak perlu malu malu mengatakan rindu
atau terpaksa menghapus kenangan indah yang menghantuimu
sebab dulu kita pernah saling bercumbu
pasti ada doa yang sempat menyatu
sekarang kita bersiap jalan
mari menengadahkan tangan pada Tuhan
terima kasih telah dipertemukan!
..... teruntuk gadis Pisces yang dulu pernah menemaniku
selamat ulang tahun, kepakkan sayapmu menuju langit biru
selamat ulang tahun, kepakkan sayapmu menuju langit biru
kejar, dan tangkap mimpi mimpimu!
~ Surabaya. 12 Maret 2012
mencintaimu sekarang ini tak sesederhana Juliet
menancapkan belati ke jantungnya
lalu terbaring kaku di samping Romeo yang terluka
tak pula sesederhana membangun tahta
tapi butuh fantasi, untuk mengubah pusaka menjadi pusara
mengantar jenazahmu dengan tertawa
~ Surabaya. 28 Februari 2012
menancapkan belati ke jantungnya
lalu terbaring kaku di samping Romeo yang terluka
tak pula sesederhana membangun tahta
tapi butuh fantasi, untuk mengubah pusaka menjadi pusara
mengantar jenazahmu dengan tertawa
~ Surabaya. 28 Februari 2012
tengoklah. ada sang malam yang mengetuk pintu kamarmu
mungkin ia membawa sekuntum lili
yang dulu selalu kau puja
ataukah terlupa?
kecilkan sejenak musikmu. pasang telingamu erat erat
sepertinya di luar ada bunyi kentongan
mungkin tanda pencuri hati sedang lewat
hati hati. jangan dulu padamkan lampu
sebab dalam gelap kau mesti waspada
siapa tahu ada bayanganku sedang berdoa di pojok kasurmu
pejamkan mata. jangan lupa peluk dekap boneka bonekamu
karena meski kita tak lagi berbagi
ia adalah nyawa yang sempat kita hidupi
selamat tidur.
kenangan
kelak kita akan berjabat tangan di persimpangan jalan
dan kau pasti akan menangis untukku
~ Surabaya. 14 Februari 2012
mungkin ia membawa sekuntum lili
yang dulu selalu kau puja
ataukah terlupa?
kecilkan sejenak musikmu. pasang telingamu erat erat
sepertinya di luar ada bunyi kentongan
mungkin tanda pencuri hati sedang lewat
hati hati. jangan dulu padamkan lampu
sebab dalam gelap kau mesti waspada
siapa tahu ada bayanganku sedang berdoa di pojok kasurmu
pejamkan mata. jangan lupa peluk dekap boneka bonekamu
karena meski kita tak lagi berbagi
ia adalah nyawa yang sempat kita hidupi
selamat tidur.
kenangan
kelak kita akan berjabat tangan di persimpangan jalan
dan kau pasti akan menangis untukku
~ Surabaya. 14 Februari 2012
cinta itu abstrak. mungkin karena itulah aku harus merengkuh gagasan tentang dirimu.
dan suatu saat aku juga harus membuang gagasan itu.
sungguh ingatanku serupa bejana rapuh. jika suatu saat ia bocor.
mungkin kenangan tentang dirimu akan terbawa arus menuju kuburmu sendiri.
dan itulah saatnya. aku harus mengambil nisan.
kemudian menancapkan dan memahatnya dengan tulisan paling berdarah:
selamat tinggal!
dan suatu saat aku juga harus membuang gagasan itu.
sungguh ingatanku serupa bejana rapuh. jika suatu saat ia bocor.
mungkin kenangan tentang dirimu akan terbawa arus menuju kuburmu sendiri.
dan itulah saatnya. aku harus mengambil nisan.
kemudian menancapkan dan memahatnya dengan tulisan paling berdarah:
selamat tinggal!
~ Surabaya. 3 Februari 2012
sesekali, saat bangun pagi
kepalaku terasa sempoyongan
sebab, ada sisa-sisa mimpi tentangmu semalam
yang belum kutuntaskan
sesekali, saat membereskan ranjang
masih kuingat betapa berantakan kamarmu dulu
seperti kapal pecah, yang aku suka berlibur di dalamnya
sesekali, saat membaca koran
ada memori yang melompat tanpa permisi
agak pahit, tapi sedikit manis
seperti secangkir kopi yang siap kunikmati
sesekali, saat bersisir di depan cermin
sekelebat masih terlihat dirimu
dengan rambut panjang tergerai
dan bau bantal yang seksi
sesekali, cinta memang datang untuk pergi
mirip tetes embun yang hinggap mesra di daun pintu
dan ranting-ranting jendela
seperti peluk tangis dan tawa ciummu yang tertinggal
menjadi pusara hati
sungguh, kenangan kita indah
dan pagi ini ingin kusimpan dalam kotak pandora
yang kelak harus kita buka bersama
saat beranjak tua
kepalaku terasa sempoyongan
sebab, ada sisa-sisa mimpi tentangmu semalam
yang belum kutuntaskan
sesekali, saat membereskan ranjang
masih kuingat betapa berantakan kamarmu dulu
seperti kapal pecah, yang aku suka berlibur di dalamnya
sesekali, saat membaca koran
ada memori yang melompat tanpa permisi
agak pahit, tapi sedikit manis
seperti secangkir kopi yang siap kunikmati
sesekali, saat bersisir di depan cermin
sekelebat masih terlihat dirimu
dengan rambut panjang tergerai
dan bau bantal yang seksi
sesekali, cinta memang datang untuk pergi
mirip tetes embun yang hinggap mesra di daun pintu
dan ranting-ranting jendela
seperti peluk tangis dan tawa ciummu yang tertinggal
menjadi pusara hati
sungguh, kenangan kita indah
dan pagi ini ingin kusimpan dalam kotak pandora
yang kelak harus kita buka bersama
saat beranjak tua
~ Surabaya. 28 Januari 2012
aku teringat dulu
ketika lelah, kecemasan, dan isak tangismu
selalu bergelayut manja di pundakku:
untuk itu aku ada di sampingmu
dan sekarang, kau setegar batu karang
hingga enggan sedikit meluluhkan hati:
untuk itu aku terlupa dari rindumu
bukan apa apa
sebab mengingat adalah cara paling sederhana
menghargai pengorbanan:
untuk itu kau dianugerahi cinta
bicaralah:
untuk apa kau membisu...
~ Surabaya. 21 Januari 2012
ketika lelah, kecemasan, dan isak tangismu
selalu bergelayut manja di pundakku:
untuk itu aku ada di sampingmu
dan sekarang, kau setegar batu karang
hingga enggan sedikit meluluhkan hati:
untuk itu aku terlupa dari rindumu
bukan apa apa
sebab mengingat adalah cara paling sederhana
menghargai pengorbanan:
untuk itu kau dianugerahi cinta
bicaralah:
untuk apa kau membisu...
~ Surabaya. 21 Januari 2012
pagi adalah: merindukanmu diam diam
dan berharap memimpikanmu kembali dalam tidur siang
pagi adalah: meraba senyummu lewat langit biru
dan berkelakar bahwa Tuhan terlalu pandai menggambar
pagi adalah: jatuh cinta yang keterlaluan
sebab bapak giat bekerja
dan aku malah sibuk memujamu lewat kata kata
ah sial,
ibu memanggilku sarapan...
~ Surabaya. 3 Januari 2012
dan berharap memimpikanmu kembali dalam tidur siang
pagi adalah: meraba senyummu lewat langit biru
dan berkelakar bahwa Tuhan terlalu pandai menggambar
pagi adalah: jatuh cinta yang keterlaluan
sebab bapak giat bekerja
dan aku malah sibuk memujamu lewat kata kata
ah sial,
ibu memanggilku sarapan...
~ Surabaya. 3 Januari 2012
tambahkan sedikit gula pada air matamu. aku punya cangkir istimewa.
aku ingin meneguknya tak bersisa. sebab siapa tahu rasanya manis
jika masih hambar. biarlah malam ini aku kirim badut. untuk melucu di matamu
dan menyeka sisa sisa kesedihanmu hingga surut
jika masih membekas. menangislah di atas sajadah. dan panjatkan kalam terindah.
niscaya Tuhan akan datang memelukmu hingga pagi merekah
~ Surabaya. 14 Desember 2011
aku ingin meneguknya tak bersisa. sebab siapa tahu rasanya manis
jika masih hambar. biarlah malam ini aku kirim badut. untuk melucu di matamu
dan menyeka sisa sisa kesedihanmu hingga surut
jika masih membekas. menangislah di atas sajadah. dan panjatkan kalam terindah.
niscaya Tuhan akan datang memelukmu hingga pagi merekah
~ Surabaya. 14 Desember 2011
di jalananmu kami menapaki rindu
lalu mencipta mimpi dari air mata yang mengekal di tengah lampu kota
akankah kami binasa?
sebab ada kasih yang tertinggal, ada ingatan yang berkejaran
ada segenggam harapan yang dialamatkan:
kepada tangan Tuhan
jika jarak sedemikian terlarang, maka kuatkan rasa yang bimbang
agar kelak, tak ada lagi merpati yang lupa pasangan
lupa jalan pulang
~ Surabaya. 25 November 2011
lalu mencipta mimpi dari air mata yang mengekal di tengah lampu kota
akankah kami binasa?
sebab ada kasih yang tertinggal, ada ingatan yang berkejaran
ada segenggam harapan yang dialamatkan:
kepada tangan Tuhan
jika jarak sedemikian terlarang, maka kuatkan rasa yang bimbang
agar kelak, tak ada lagi merpati yang lupa pasangan
lupa jalan pulang
~ Surabaya. 25 November 2011
kerinduan yang sederhana ini berbisik gembira di hatiku
meski kau tak lagi sehangat kecup mentari di ujung pagi
barangkali cinta telah kau ubah jadi satir
keitka jarak dan waktu kau biarkan menjadi getir
namun hati selalu berpintu
meski sekarang kau menghindar malu malu
kelak kau akan tahu
siapa yang setia menjaga tangis dan nafasmu dulu
untuk setetes air mata duka dariku
kau berhutang seribu rajutan bunga
dan permintaan maaf pada sang karma
silahkan berkelana, temukan petarungmu
tapi biarkan ingatan tentangku mengendap di sela sela kesepianmu
jika benar lengan Tuhan adalah mahadaya
maka akan selalu ada berkah di setiap perjalanan
yang dihadang duka
sebab, setiap kehancuran adalah potensi memulai hidup yang baru
hidup yang baru!
~ Surabaya. 15 Oktober 2011
meski kau tak lagi sehangat kecup mentari di ujung pagi
barangkali cinta telah kau ubah jadi satir
keitka jarak dan waktu kau biarkan menjadi getir
namun hati selalu berpintu
meski sekarang kau menghindar malu malu
kelak kau akan tahu
siapa yang setia menjaga tangis dan nafasmu dulu
untuk setetes air mata duka dariku
kau berhutang seribu rajutan bunga
dan permintaan maaf pada sang karma
silahkan berkelana, temukan petarungmu
tapi biarkan ingatan tentangku mengendap di sela sela kesepianmu
jika benar lengan Tuhan adalah mahadaya
maka akan selalu ada berkah di setiap perjalanan
yang dihadang duka
sebab, setiap kehancuran adalah potensi memulai hidup yang baru
hidup yang baru!
~ Surabaya. 15 Oktober 2011
hujan dini hari,
barangkali ada butiran rindu yang tercecer
biar kutuang dalam gelas kaca
kuseduh lalu meneguknya sampai tak bersisa
hujan dini hari,
barangkali ada suara berisik yang sendu
biar kutangkap lalu kusembunyikan dalam lemari
agar tak mengganggu
hujan dini hari,
barangkali ada ciprat kenangan yang gelisah
biar kuambil korek api lalu bakar lilin
agar tubuhku tak lagi menggigil
hujan dini hari,
jangan berhenti sampai pagi
karena padamu bergantung imaji
para penyair yang terjebak sepi
selamat tidur hujan
mari bermimpi!
~ Surabaya. 15 September 2011
barangkali ada butiran rindu yang tercecer
biar kutuang dalam gelas kaca
kuseduh lalu meneguknya sampai tak bersisa
hujan dini hari,
barangkali ada suara berisik yang sendu
biar kutangkap lalu kusembunyikan dalam lemari
agar tak mengganggu
hujan dini hari,
barangkali ada ciprat kenangan yang gelisah
biar kuambil korek api lalu bakar lilin
agar tubuhku tak lagi menggigil
hujan dini hari,
jangan berhenti sampai pagi
karena padamu bergantung imaji
para penyair yang terjebak sepi
selamat tidur hujan
mari bermimpi!
~ Surabaya. 15 September 2011
kata orang seperti itu
tak tahu lagi dengan beberapa temanku, para poliamori
atau yang memilih bercinta bebas
mungkin bagi mereka:
cinta itu seperti kepalan, tersusun atas beberapa jemari
namun rapat dalam satu genggaman
tapi tidak bagiku
aku tidak merasa kuat untuk itu
agaknya susah, karena itu aku hanya butuh satu
sebab lebih mudah untuk dinikmati
diresapi pun ditangisi
dan memang benar
bahwa cinta itu buta!
bukan karena tak tahu apa-apa, atau terlalu bodoh untuk memilah
tapi karena ia selalu siap untuk tersesat dalam jelajah
di dalamnya ia belajar untuk merasakan gundah
bahkan tersiksa dalam amarah
itulah mengapa "satu" begitu berharga
~ Malang. 1 Agustus 2011
tak tahu lagi dengan beberapa temanku, para poliamori
atau yang memilih bercinta bebas
mungkin bagi mereka:
cinta itu seperti kepalan, tersusun atas beberapa jemari
namun rapat dalam satu genggaman
tapi tidak bagiku
aku tidak merasa kuat untuk itu
agaknya susah, karena itu aku hanya butuh satu
sebab lebih mudah untuk dinikmati
diresapi pun ditangisi
dan memang benar
bahwa cinta itu buta!
bukan karena tak tahu apa-apa, atau terlalu bodoh untuk memilah
tapi karena ia selalu siap untuk tersesat dalam jelajah
di dalamnya ia belajar untuk merasakan gundah
bahkan tersiksa dalam amarah
itulah mengapa "satu" begitu berharga
~ Malang. 1 Agustus 2011
ketika mimpi mengetuk hatimu
dan kujawab: ya
masihkah kau di sisiku
karam bersama duka
atau mengapung entah di mana
menunggu
barangkali dosa dosaku
tak terbasuh, ikhlaskanlah
karena letih
kadang tak tahu diri
atau anganmu sarat
harapan yang terlalu berat
untuk kuwujudkan
sementara aku
bukan siapa siapa
cuma ada mimpi sederhana
dan hanya sedikit ku pinta
selebihnya tiada
tapi,
tetaplah tinggal
tunggu dan tak beranjak
karena
tubuh halusmu yang slalu
ingin kusentuh,
saat marah dan lelah
jadi peluh
sebab jangan lupa
bersiaplah
kau harus tahu
ketika mimpi mengetuk hatiku
cuma satu:
kamu
(selamat terpejam)
~ Malang. 1 Maret 2011
dan kujawab: ya
masihkah kau di sisiku
karam bersama duka
atau mengapung entah di mana
menunggu
barangkali dosa dosaku
tak terbasuh, ikhlaskanlah
karena letih
kadang tak tahu diri
atau anganmu sarat
harapan yang terlalu berat
untuk kuwujudkan
sementara aku
bukan siapa siapa
cuma ada mimpi sederhana
dan hanya sedikit ku pinta
selebihnya tiada
tapi,
tetaplah tinggal
tunggu dan tak beranjak
karena
tubuh halusmu yang slalu
ingin kusentuh,
saat marah dan lelah
jadi peluh
sebab jangan lupa
bersiaplah
kau harus tahu
ketika mimpi mengetuk hatiku
cuma satu:
kamu
(selamat terpejam)
~ Malang. 1 Maret 2011
~ dengan cinta dan rindu yang mengepal,
hari ini aku merangkai pedih hati yang sepekat aspal
di ibukota
tanah kuasa yang katanya bikin sejahtera
disana aku menitipkan rasa yang begitu megah
aku yakin, pasti mengalahkan angkuhmu
sebab kau takkan tahu
betapa mahal arti kebersamaan
dan kesenangan
daripada kultur yang memuakkan
bernama: kerja dan kekayaan!
bagiku kau rimba petaka
muak aku melihatmu
dengan peluh yang membanjir
beserta kepalsuan yang begitu anyir
belum lagi
gedung gedung sombongmu
dan ribuan penguasa jalan
yang mengerat di balik keringat
para gelandangan dan kaum urban
di tanah berpangkat
demi sebuah alasan :
"perut ini tidak dapat jatah dari malaikat,
karena itu, mau tidak mau,
kami harus jilat pantat!"
aku tak berdaya
aku susah mendengkur
karena tiap malamku selalu basah
dengan linang air mata
dan juga kenangan yang berebut
memainkan petasan romantika
hingga kerapkali aku terbangun
dan sejenak berharap pada sang penguasa :
"oh, bila kau sungguh bernyawa,
tolong kembalikan bidadariku
jangan biarkan ia
terlalu lama menggauli dunia
bersama kemunafikan mereka"
di ibukota
dimana ia melempar jala harapan
di satu korporasi
yang memanipulasi negeri ini
dengan ratusan
pemikat imitasi selebriti
yang terpampang tiap kali
kau nyalakan satu kotak ajaib
bernama : televisi!
maka:
raih tenar dan prestasi!
tunjukkan mimpi!
melalui bakat dan imaji!
tapi (aku membatin):
awas tertipu
karena mereka cuma membuatmu
jadi lumbung uang saku
mungkin kali ini,
aku cuma bisa pasrah
dan mengutuki jarak yang membunuh
tiap kali rindu ini butuh
pelukan hangat dan isyarat tubuh
untuk mencinta
bertukar senyum manja
juga umpat amarah dan gelak tawa
karena di ibukota
aku tinggalkan pelangiku
sudah dua bulan berlalu
dan kini,
ia lebih sibuk bercinta
denganmu
daripada diriku
sungguh aku tak pernah rela
selama ini
aku hanya diam
dan mencoba mengalah
entah,
aku tak tahu sampai kapan
kegilaan ini berakhir
untuk detik ini saja
aku menyerah kalah padamu
tapi ingat,
jangan kau sangka
aku akan tetap membeku
ini semua sungguh terpaksa
aku takkan membiarkanmu
menyelingkuhinya lebih lama!
oh korporasi,
setelah darah para serdadu
bapak bapak yang tak lagi memeluk rindu
karena ibu ibu yang sibuk mengejar harga susu
kini kau begitu licik berperan sebagi penipu
hingga anak anak muda terpaksa melacur padamu
dan sekarang kau,
rebut kekasihku!
oh korporasi,
sungguh jalang dirimu!
~ Malang. 21 November 2010
hari ini aku merangkai pedih hati yang sepekat aspal
di ibukota
tanah kuasa yang katanya bikin sejahtera
disana aku menitipkan rasa yang begitu megah
aku yakin, pasti mengalahkan angkuhmu
sebab kau takkan tahu
betapa mahal arti kebersamaan
dan kesenangan
daripada kultur yang memuakkan
bernama: kerja dan kekayaan!
bagiku kau rimba petaka
muak aku melihatmu
dengan peluh yang membanjir
beserta kepalsuan yang begitu anyir
belum lagi
gedung gedung sombongmu
dan ribuan penguasa jalan
yang mengerat di balik keringat
para gelandangan dan kaum urban
di tanah berpangkat
demi sebuah alasan :
"perut ini tidak dapat jatah dari malaikat,
karena itu, mau tidak mau,
kami harus jilat pantat!"
aku tak berdaya
aku susah mendengkur
karena tiap malamku selalu basah
dengan linang air mata
dan juga kenangan yang berebut
memainkan petasan romantika
hingga kerapkali aku terbangun
dan sejenak berharap pada sang penguasa :
"oh, bila kau sungguh bernyawa,
tolong kembalikan bidadariku
jangan biarkan ia
terlalu lama menggauli dunia
bersama kemunafikan mereka"
di ibukota
dimana ia melempar jala harapan
di satu korporasi
yang memanipulasi negeri ini
dengan ratusan
pemikat imitasi selebriti
yang terpampang tiap kali
kau nyalakan satu kotak ajaib
bernama : televisi!
maka:
raih tenar dan prestasi!
tunjukkan mimpi!
melalui bakat dan imaji!
tapi (aku membatin):
awas tertipu
karena mereka cuma membuatmu
jadi lumbung uang saku
mungkin kali ini,
aku cuma bisa pasrah
dan mengutuki jarak yang membunuh
tiap kali rindu ini butuh
pelukan hangat dan isyarat tubuh
untuk mencinta
bertukar senyum manja
juga umpat amarah dan gelak tawa
karena di ibukota
aku tinggalkan pelangiku
sudah dua bulan berlalu
dan kini,
ia lebih sibuk bercinta
denganmu
daripada diriku
sungguh aku tak pernah rela
selama ini
aku hanya diam
dan mencoba mengalah
entah,
aku tak tahu sampai kapan
kegilaan ini berakhir
untuk detik ini saja
aku menyerah kalah padamu
tapi ingat,
jangan kau sangka
aku akan tetap membeku
ini semua sungguh terpaksa
aku takkan membiarkanmu
menyelingkuhinya lebih lama!
oh korporasi,
setelah darah para serdadu
bapak bapak yang tak lagi memeluk rindu
karena ibu ibu yang sibuk mengejar harga susu
kini kau begitu licik berperan sebagi penipu
hingga anak anak muda terpaksa melacur padamu
dan sekarang kau,
rebut kekasihku!
oh korporasi,
sungguh jalang dirimu!
~ Malang. 21 November 2010
hidup itu singkat,
sayang.
ibarat sebilah pedang
menyabet padang ilalang
membunuh tawa riang
sekaligus romantika
dan luka menganga
ketika merasa terpenjara
kibaskan pedangmu dengan penuh asa
ibarat sekuntum nazar
lanskap harapan
duka yang menggelepar
bisikan cakrawala yang menggaris nasib
dan hasrat liar
ketika merasa terpenjara
teriakkan janji yang memekakkan kuasa
sebab.
kau takkan bisa menyangga dunia
tapi selalu jadilah ancaman
~ Malang. 27 Oktober 2010
sayang.
ibarat sebilah pedang
menyabet padang ilalang
membunuh tawa riang
sekaligus romantika
dan luka menganga
ketika merasa terpenjara
kibaskan pedangmu dengan penuh asa
ibarat sekuntum nazar
lanskap harapan
duka yang menggelepar
bisikan cakrawala yang menggaris nasib
dan hasrat liar
ketika merasa terpenjara
teriakkan janji yang memekakkan kuasa
sebab.
kau takkan bisa menyangga dunia
tapi selalu jadilah ancaman
~ Malang. 27 Oktober 2010
kebenaran seringkali serupa ucapan canda
tapi kegilaan tetap kegilaan
bukan cinta ala Nietzsche
sang nihilis yang akhirnya benar benar gila
tapi serupa delirium yang menggejala
ekstase yang merona
bukan pula serupa Oedipus dan Jocasta
layak Sangkuriang dan sang bunda
itu menyakitkan
tapi inilah furor poeticus
serupa cinta Floria pada Santo Agustinus
manuskrip kegilaan yang terlupakan
pada barisan kata
amunisi hasrat yang tak berima
prosa bertahta ide dan aroma dosa
di sanalah aku menjamah rasa
~ Malang. 27 Oktober 2010
tapi kegilaan tetap kegilaan
bukan cinta ala Nietzsche
sang nihilis yang akhirnya benar benar gila
tapi serupa delirium yang menggejala
ekstase yang merona
bukan pula serupa Oedipus dan Jocasta
layak Sangkuriang dan sang bunda
itu menyakitkan
tapi inilah furor poeticus
serupa cinta Floria pada Santo Agustinus
manuskrip kegilaan yang terlupakan
pada barisan kata
amunisi hasrat yang tak berima
prosa bertahta ide dan aroma dosa
di sanalah aku menjamah rasa
~ Malang. 27 Oktober 2010
- mata -
tak sekejap aku menerawang kehidupan
disana aku mengukir nuansa indah ataupun kenangan kelam
disana pula aku merekam masa depan
meremukkan, memilin dan memelintir episode cinta dan gairah
di sela kedipan dan uraian air mataku
kujamah tiap helai peluh yang merona di dirimu
aku melihatnya
sekejap bahagia, sejenak tawa dan seulas tangis
senja indah yang terpuruk di sela sela kelelahan jiwa yang memberontak
dan mengingatkanku pada sekejap jejak
yang pernah aku tengok pada mimpi mimpi yang menari
ketika malam ketika aku terkapar
di senyap kesendirian yang kini melambat menghilang
karena aku merengek kasih sayang di sepasang tatapan lembutmu
- telinga -
telah tergores sejuta sakit yang pernah aku terima
aku mendengarnya
tangisan yang mengisak disela sela keterpisahan
berharap mengerti desah lembut nafas yang mendebarkan
dari dirimu yang memekakkan gendang hatiku
bukan karena gejolak amarah
tapi lantunan manja yang menggelora
untuk selalu membuatku bertanya, terngiang ngiang kata
dan terdampar di sejumput ungkapan cinta
yang merdu melankolis dan sesaat membuatku meringis miris
sebab aku tidak tuli
aku menafsirya di sela sela senyummu
- mulut -
disinilah kita berperang melawan kebungkaman
menghunjam ketakutan ketakutan yang bersahutan
merupa kata, merangkai prosa, meneriakkan kegelisahan
menjadi helai helai kehidupan yang kelak menatap arah
agar tak terjebak dalam pilihan suram
dan aku mengucapnya
ketika di satu saat yang menyendiri
aku terjebak dalam lubang kasih yang menganga
di satu saat yang membuatku bertanya
untuk sebuah harapan akan kebahagiaan
di satu saat dimana kamu sudi menjawab tanyaku
tuk menjadi kekasihku
- tangan -
aku merengkuh
dengan genggamanku yang mengepal
karena lelah ku melangkah sendirian
aku meraba dan menjamah
perlahan namun kurasakan dengan dalam
Lembut kasar uraturat kolase rutinitas harian
aku menggambar
inilah kanvas yang kurindukan
kan kulukis denga tinta tinta merah yang gemerlap dan bercucuran
lompatan lompatan warna yang meneriakkan keceriaan
saling menggandeng, bukan menuding dan meradang
disini aku memegang kuasa
yang kan kubawa melintasi sahara kehidupan
disini aku akan menantang
di antara getar getar kesunyian yang beraroma percintaan
aku bukan kesempurnaan untukmu
tapi aku adalah kepalan kebahagiaan
karena aku kan slalu menggenggam dirimu!
- kaki -
jejak jejakku pernah menggores tiap jengkal kekosongan
ketika aku merayap di atas tanah kegelisahan
menyeret pelan tiap detik yang kulalui
tiada henti, tiada berharap mati
aku pernah terlalu lelah
mencari dan mengais nafas diantara kerumunan bidadari
yang terperosok ke dalam gemerlap rutinitas urban masa kini
aku pernah terbalut karma
untuk menyeret kembali langkahku diantara berjuta juta kata
aku pernah sekarat
tapi aku selalu menolak berkhianat
karena aku selalu percaya bahwa segalanya adalah tentang cinta
cinta ekslusif atau cinta universal, tetap namanya cinta
disanalah aku selalu melangkah dan mencari
dan akhirnya kali ini, aku terhenti
aku mulai mengerti
langkahku mati
karena aku menemukan tempat peristirahatan yang paling kunanti
kamu!
~ Malang. 3 Juni 2010
tak sekejap aku menerawang kehidupan
disana aku mengukir nuansa indah ataupun kenangan kelam
disana pula aku merekam masa depan
meremukkan, memilin dan memelintir episode cinta dan gairah
di sela kedipan dan uraian air mataku
kujamah tiap helai peluh yang merona di dirimu
aku melihatnya
sekejap bahagia, sejenak tawa dan seulas tangis
senja indah yang terpuruk di sela sela kelelahan jiwa yang memberontak
dan mengingatkanku pada sekejap jejak
yang pernah aku tengok pada mimpi mimpi yang menari
ketika malam ketika aku terkapar
di senyap kesendirian yang kini melambat menghilang
karena aku merengek kasih sayang di sepasang tatapan lembutmu
- telinga -
telah tergores sejuta sakit yang pernah aku terima
aku mendengarnya
tangisan yang mengisak disela sela keterpisahan
berharap mengerti desah lembut nafas yang mendebarkan
dari dirimu yang memekakkan gendang hatiku
bukan karena gejolak amarah
tapi lantunan manja yang menggelora
untuk selalu membuatku bertanya, terngiang ngiang kata
dan terdampar di sejumput ungkapan cinta
yang merdu melankolis dan sesaat membuatku meringis miris
sebab aku tidak tuli
aku menafsirya di sela sela senyummu
- mulut -
disinilah kita berperang melawan kebungkaman
menghunjam ketakutan ketakutan yang bersahutan
merupa kata, merangkai prosa, meneriakkan kegelisahan
menjadi helai helai kehidupan yang kelak menatap arah
agar tak terjebak dalam pilihan suram
dan aku mengucapnya
ketika di satu saat yang menyendiri
aku terjebak dalam lubang kasih yang menganga
di satu saat yang membuatku bertanya
untuk sebuah harapan akan kebahagiaan
di satu saat dimana kamu sudi menjawab tanyaku
tuk menjadi kekasihku
- tangan -
aku merengkuh
dengan genggamanku yang mengepal
karena lelah ku melangkah sendirian
aku meraba dan menjamah
perlahan namun kurasakan dengan dalam
Lembut kasar uraturat kolase rutinitas harian
aku menggambar
inilah kanvas yang kurindukan
kan kulukis denga tinta tinta merah yang gemerlap dan bercucuran
lompatan lompatan warna yang meneriakkan keceriaan
saling menggandeng, bukan menuding dan meradang
disini aku memegang kuasa
yang kan kubawa melintasi sahara kehidupan
disini aku akan menantang
di antara getar getar kesunyian yang beraroma percintaan
aku bukan kesempurnaan untukmu
tapi aku adalah kepalan kebahagiaan
karena aku kan slalu menggenggam dirimu!
- kaki -
jejak jejakku pernah menggores tiap jengkal kekosongan
ketika aku merayap di atas tanah kegelisahan
menyeret pelan tiap detik yang kulalui
tiada henti, tiada berharap mati
aku pernah terlalu lelah
mencari dan mengais nafas diantara kerumunan bidadari
yang terperosok ke dalam gemerlap rutinitas urban masa kini
aku pernah terbalut karma
untuk menyeret kembali langkahku diantara berjuta juta kata
aku pernah sekarat
tapi aku selalu menolak berkhianat
karena aku selalu percaya bahwa segalanya adalah tentang cinta
cinta ekslusif atau cinta universal, tetap namanya cinta
disanalah aku selalu melangkah dan mencari
dan akhirnya kali ini, aku terhenti
aku mulai mengerti
langkahku mati
karena aku menemukan tempat peristirahatan yang paling kunanti
kamu!
~ Malang. 3 Juni 2010
mengapa berlarian sambil berlinangan air mata
ada samudera dalam dirimu
dan jika engkau sudah siap
aku akan berenang didalamnya
~ Gresik. 27 September 2009
ada samudera dalam dirimu
dan jika engkau sudah siap
aku akan berenang didalamnya
~ Gresik. 27 September 2009
kita memang tak pernah saling berterus terang
bertukar mimpi bertransaksi hati
mungkin pernah,
tapi itupun jarang
hanya diam dalam kata
menghitung bintang yang tak pernah kita terawang
hanya menggantung lunglai di sudut kamar yang mulai lembab
oleh bau tubuhmu yang harum melekat
meski kadang terlambat
aku tak pernah berkhianat
kau yang selalu meredam dengkurku
dengan lirih isak tangismu
matamu yang mencariku di lautan petang di kala gelap meradang
dengan pelukan hangat yang merayapi tubuhku
aku bergetar sendiri
karena aku takut ini hanya halusinasi
aku masih menjadi petarungmu
yang sepanjang tarikan nafasku akan tetap meninju kelemahanmu
ketakutanmu
aku jadi pemberani
jika disampingmu
tapi.
ketika tuntas amarahmu
aku bukan lagi pahlawanmu
aku lemah tak berdaya
kenapa kau marah?
kenapa kau menangis?
~ Malang. 1 Juni 2009
bertukar mimpi bertransaksi hati
mungkin pernah,
tapi itupun jarang
hanya diam dalam kata
menghitung bintang yang tak pernah kita terawang
hanya menggantung lunglai di sudut kamar yang mulai lembab
oleh bau tubuhmu yang harum melekat
meski kadang terlambat
aku tak pernah berkhianat
kau yang selalu meredam dengkurku
dengan lirih isak tangismu
matamu yang mencariku di lautan petang di kala gelap meradang
dengan pelukan hangat yang merayapi tubuhku
aku bergetar sendiri
karena aku takut ini hanya halusinasi
aku masih menjadi petarungmu
yang sepanjang tarikan nafasku akan tetap meninju kelemahanmu
ketakutanmu
aku jadi pemberani
jika disampingmu
tapi.
ketika tuntas amarahmu
aku bukan lagi pahlawanmu
aku lemah tak berdaya
kenapa kau marah?
kenapa kau menangis?
~ Malang. 1 Juni 2009
kutemukan dirimu
serpihan lembut bagai pasir
yang menghampar satir
mengkristal dalam geliat
embun pagi dan lembut tanah liat
dandelion putihku
meregang bening
diantara kuning senyawa senja
kutemukan dirimu
meniti dalam cahaya
dan menyihir kesendirianku
sekian waktu menempuh jalan
bergandeng sepi
dan menghitung detak hati
akhirnya kini
ada semerbak wangimu
yang mengiringi
~ Malang. 30 Mei 2009
serpihan lembut bagai pasir
yang menghampar satir
mengkristal dalam geliat
embun pagi dan lembut tanah liat
dandelion putihku
meregang bening
diantara kuning senyawa senja
kutemukan dirimu
meniti dalam cahaya
dan menyihir kesendirianku
sekian waktu menempuh jalan
bergandeng sepi
dan menghitung detak hati
akhirnya kini
ada semerbak wangimu
yang mengiringi
~ Malang. 30 Mei 2009
wahai hujan..
jatuhkan percikan basahmu
menuju gelap mataku
lalu meneteslah
ke dalam relung kesedihanku
agar di setiap tangisku aku meratapinya
dan kelenjar hatiku belajar mengetahui
bagaimana menitikkan rindu dengan rasa
yang menumbuhkan segelas air mata
hingga akan terus menggapai
tiap detik yang berjalan
tanpa kehadirannya...
~ Malang. 17 April 2009
jatuhkan percikan basahmu
menuju gelap mataku
lalu meneteslah
ke dalam relung kesedihanku
agar di setiap tangisku aku meratapinya
dan kelenjar hatiku belajar mengetahui
bagaimana menitikkan rindu dengan rasa
yang menumbuhkan segelas air mata
hingga akan terus menggapai
tiap detik yang berjalan
tanpa kehadirannya...
~ Malang. 17 April 2009
kau yang ajariku nyeri
hingga hati tersayat perih
oleh pisau yang kerapkali
menggores hati
kemarilah sayang,
dekatkan diri!
lewat puisi yang terangkai
di sudut malam yang bernyanyi
dan pada garis rindu ini
yang semakin memanjang
ayo kita bercinta
ditemani bulan dan bintang.
~ Malang. 13 April 2009
hingga hati tersayat perih
oleh pisau yang kerapkali
menggores hati
kemarilah sayang,
dekatkan diri!
lewat puisi yang terangkai
di sudut malam yang bernyanyi
dan pada garis rindu ini
yang semakin memanjang
ayo kita bercinta
ditemani bulan dan bintang.
~ Malang. 13 April 2009
kekasih.
jika dini hari berdentang
bangunlah dari peraduanmu
sejenak tengok indahnya
pusaka malam
disana.
semesta bermain sandiwara
bersama para bintang
desisan angin
goyangan dedaunan
ketukan kawanan liar
dan monolog sang bulan
dengarkan
sejuta rima bahasa
akan berbicara
dan memang.
kita takkan berdaya
untuk menerka bagaimana
sang waktu
akan melajukan langkah
bahkan hari esok
selalu diawali
dengan tanya
dan dijalani
untuk mengungkap
rahasia
tapi,
malam ini
kulihat warna langit
menyimpan apa yang tersisa
dari semua
yang tak sempat aku tulis
tentang kita...
~ Malang. 8 April 2009
jika dini hari berdentang
bangunlah dari peraduanmu
sejenak tengok indahnya
pusaka malam
disana.
semesta bermain sandiwara
bersama para bintang
desisan angin
goyangan dedaunan
ketukan kawanan liar
dan monolog sang bulan
dengarkan
sejuta rima bahasa
akan berbicara
dan memang.
kita takkan berdaya
untuk menerka bagaimana
sang waktu
akan melajukan langkah
bahkan hari esok
selalu diawali
dengan tanya
dan dijalani
untuk mengungkap
rahasia
tapi,
malam ini
kulihat warna langit
menyimpan apa yang tersisa
dari semua
yang tak sempat aku tulis
tentang kita...
~ Malang. 8 April 2009
aku hilang dalam terang
kau yang memanduku melewati matahari
menghapus mendung yang tak tahu diri
aku tergeletak berteman sepi
kau yang meraba hujan
mengguyur keheningan menjemput keramaian
aku meratap di kala senja
kau yang memerah rona, berdansa tawa
bagai riwayat paskah di ujung petaka
aku tenggelam dalam gelap
kau yang menyimpan cahaya lewat purnama
lembut menyeret lelap
aku bimbang dalam temaram
kau bentangkan sayap dan setitik cahaya
serupa kunang kunang
redup meletup nan mempesona
~ Gresik. 14 Maret 2009
kau yang memanduku melewati matahari
menghapus mendung yang tak tahu diri
aku tergeletak berteman sepi
kau yang meraba hujan
mengguyur keheningan menjemput keramaian
aku meratap di kala senja
kau yang memerah rona, berdansa tawa
bagai riwayat paskah di ujung petaka
aku tenggelam dalam gelap
kau yang menyimpan cahaya lewat purnama
lembut menyeret lelap
aku bimbang dalam temaram
kau bentangkan sayap dan setitik cahaya
serupa kunang kunang
redup meletup nan mempesona
~ Gresik. 14 Maret 2009
seberapa besar kau?
apa?
aku tidak dengar!
sebahagia mentari ketika memeluk langit pagi
sebahagia hujan ketika mendekap erat pelangi
sebahagia malam ketika bermain bersama geliat mimpi
apa sebahagia ini?
tidak
aku kira, lebih!
~ Malang. 2 Maret 2009
dari sudut sunyi
kudekap malam sendiri
merayap perlahan menuju dirimu
hening
rindu memanggil manggil
berbisik, berdesir dan merintihkan
selamat malam sayang...
dengan perlawananku pada jerat waktu
tolong
jangan ikat aku dalam gemerlap semu!
yang tak dapat kutafsir
jangan jerat aku dalam bias!
yang tak dapat kumaknai
dan.
jangan undang takutku
dalam penggalan masa depan!
jangan!
biarkan aku meniti hari dengan caraku
sebab yang kutahu
aku begitu menyayangimu
dengan caraku
kuggenggam
kukepal
kuremas remas
lalu kuhantamkan ketakutanku
sampai mati berserak-serak
kujemput mimpi
kutinggalkan malam
dan kutantang esok dengan cinta
yang ingin selalu kupelihara bersamamu
~ Malang. 26 Februari 2009
kudekap malam sendiri
merayap perlahan menuju dirimu
hening
rindu memanggil manggil
berbisik, berdesir dan merintihkan
selamat malam sayang...
dengan perlawananku pada jerat waktu
tolong
jangan ikat aku dalam gemerlap semu!
yang tak dapat kutafsir
jangan jerat aku dalam bias!
yang tak dapat kumaknai
dan.
jangan undang takutku
dalam penggalan masa depan!
jangan!
biarkan aku meniti hari dengan caraku
sebab yang kutahu
aku begitu menyayangimu
dengan caraku
kuggenggam
kukepal
kuremas remas
lalu kuhantamkan ketakutanku
sampai mati berserak-serak
kujemput mimpi
kutinggalkan malam
dan kutantang esok dengan cinta
yang ingin selalu kupelihara bersamamu
~ Malang. 26 Februari 2009
semalam
aku sendirian di dunia ini
kasih,
dan kesendirianku
serupa bengis kematian
karam diantara dendang manja
kerinduan
semalam
diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara
hampa serupa senjakala berhala
hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah
nyanyian abadi di atas pagi
dan bernyanyi dari sang waktu
yang melahirkan sekilas pandang
sebaris kalam, sebuah belaian dan...
sekecup ciuman
parade magis yang akan
membakar altar altar di neraka
menjadi linang linang tawa bahagia
menyambut senyumnya
binal mentari bersama birunya pagi
~ Gresik. 7 Februari 2009
aku sendirian di dunia ini
kasih,
dan kesendirianku
serupa bengis kematian
karam diantara dendang manja
kerinduan
semalam
diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara
hampa serupa senjakala berhala
hari ini...
aku menjelma menjadi sebuah
nyanyian abadi di atas pagi
dan bernyanyi dari sang waktu
yang melahirkan sekilas pandang
sebaris kalam, sebuah belaian dan...
sekecup ciuman
parade magis yang akan
membakar altar altar di neraka
menjadi linang linang tawa bahagia
menyambut senyumnya
binal mentari bersama birunya pagi
~ Gresik. 7 Februari 2009
kau lihat sayang,
langit termenung sendiri malam ini
ia tak mampu tertawa seperti biasanya
apalagi bermain bersama sang awan
entah menghilang kemana dia
gelap dan hanya ditemani sang bulan
yang juga melamun tanpa teman
tahu tidak kenapa?
karena bintang bintang
telah aku korupsi malam ini
mulai hari ini
jika sang pagi telah menjelang
matahari tidak akan lagi mengusirnya
dan jika sang malam telah datang
tak seorangpun bisa menatapnya
merasakan kilau yang menawan
dan tak satupun ilmuwan yang akan merebutnya
kau tahu,
bintang bintang itu kini hanya milikku
semuanya telah aku simpan rapat
menjadi koleksi pribadiku
bersama amarah, cinta dan gairah
aku penjarakan mereka di tempat yang gelap
mendekap rapat jadi satu
o, tapi kau tak perlu risau
ada satu yang masih kusisakan untukmu
agar kau tak lagi berduka
dan kelak,
hanya engkau satu satunya yang bersinar
hei hei tunggu, belum apa-apa!
itu hanya intro sayang
permainan ini belum dimulai
masih banyak konspirasi besar yang kurancang untukmu
kau tahu, mungkin nanti
juga akan kurencanakan sebuah penculikan
kepada matahari atau sang bulan
ini bukan kudeta untuk menjatuhkan Tuhan
ataupun makar untuk sekedar merebut kekuasaan
tidak, bukan seperti itu!
akan kusiapkan sebuah rencana pertunjukan
dimana kamu akan merasakan
indahnya nafas percintaan
bukan eksklusif, basa basi atau sekedar birahi
bukan pula sekedar imaji cinta yang menjadi tren hari ini
tapi kamu akan mengerti sayang
bahwa ini semua tentang rasa
nurani dan harmoni
~ Malang. 27 November 2008
langit termenung sendiri malam ini
ia tak mampu tertawa seperti biasanya
apalagi bermain bersama sang awan
entah menghilang kemana dia
gelap dan hanya ditemani sang bulan
yang juga melamun tanpa teman
tahu tidak kenapa?
karena bintang bintang
telah aku korupsi malam ini
mulai hari ini
jika sang pagi telah menjelang
matahari tidak akan lagi mengusirnya
dan jika sang malam telah datang
tak seorangpun bisa menatapnya
merasakan kilau yang menawan
dan tak satupun ilmuwan yang akan merebutnya
kau tahu,
bintang bintang itu kini hanya milikku
semuanya telah aku simpan rapat
menjadi koleksi pribadiku
bersama amarah, cinta dan gairah
aku penjarakan mereka di tempat yang gelap
mendekap rapat jadi satu
o, tapi kau tak perlu risau
ada satu yang masih kusisakan untukmu
agar kau tak lagi berduka
dan kelak,
hanya engkau satu satunya yang bersinar
hei hei tunggu, belum apa-apa!
itu hanya intro sayang
permainan ini belum dimulai
masih banyak konspirasi besar yang kurancang untukmu
kau tahu, mungkin nanti
juga akan kurencanakan sebuah penculikan
kepada matahari atau sang bulan
ini bukan kudeta untuk menjatuhkan Tuhan
ataupun makar untuk sekedar merebut kekuasaan
tidak, bukan seperti itu!
akan kusiapkan sebuah rencana pertunjukan
dimana kamu akan merasakan
indahnya nafas percintaan
bukan eksklusif, basa basi atau sekedar birahi
bukan pula sekedar imaji cinta yang menjadi tren hari ini
tapi kamu akan mengerti sayang
bahwa ini semua tentang rasa
nurani dan harmoni
~ Malang. 27 November 2008
bergeraklah bersamaku
kan kubawa kau menuju padang kebebasan
pesta riang aroma persaudaraan
bernyanyilah bersamaku
tinggalkan rutinitas kebosanan
yang memasungmu
sebab dunia tak hanya dibalik buku
berlarilah bersamaku
di saat realita mulai terlihat angkuh
kita lawan dunia yang merampas hidupmu
dan hanya antara kau dan aku
~ Malang. 20 Juni 2008
kan kubawa kau menuju padang kebebasan
pesta riang aroma persaudaraan
bernyanyilah bersamaku
tinggalkan rutinitas kebosanan
yang memasungmu
sebab dunia tak hanya dibalik buku
berlarilah bersamaku
di saat realita mulai terlihat angkuh
kita lawan dunia yang merampas hidupmu
dan hanya antara kau dan aku
~ Malang. 20 Juni 2008
biarkanku tuk tak mengawini
pemikiran murni yang mengenali kesukaran
belukar melingkar yang memantik api
bara keresahan atau kecemburuan usang
cinta bukanlah cinta yang berubah
seperti halnya revolusi yang menjemput kemenangan
ataupun lemas melunglai ketika mendambakan belaian
lelahku menjalari gemerlap hiruk pikuk kemarahan
yang memangku sekam yang siap mengasap terbakar
lelahku menerawang ketidakpastian
ombang ambing kemurnian yang menolak kesucian
karena cinta bukanlah sekedar ajang pergulatan batin
yang saling mencemooh dalam kesendirian
cinta adalah dirinya sendiri
yang mencari pembenaran atas dirinya sendiri
~ Malang. 4 Maret 2007
Subscribe to:
Posts (Atom)